Sunday 5 December 2021

Awal "Pengetahuan" adalah "Pertanyaan"...Part 2

lanjutan... 

Kita harus cerdas dalam ruang dan waktu kapan kita akan berbicara. Filsafat itu fungsinya mengkritisi, jangankan tidur, orang yang tidak tidur saja bisa tidak berfikir karena sudah jelas. Bahkan saat kita berdoa sebaiknya mematikan pikiran.Tapi jangan sekali-kali berbicara mitos ketika berbicara tentang agama.

Apa hubungan tidak terhingga dengan metafisik? tak berakhir itu infinitrigres, maka komponennya adalah infitetrigres dan konsep. Akan tetapi infinitrigres itu sudah menunjukkan tak berakhir dan ini merupakan istilah oleh Aristoteles, jelas ini adalah metafisik. Bagi orang yang berfikir yang ada dan mungkin ada itu metafisik karena berfikir, berfikir itu disebalik sifat, disebalik tesis. Maka sebenarnya bagi orang yang berfikir entah sadar atau tidak sadar sebenarnya dia sudah masuk ke metafisik. Indicator berfikir itu apa, berfikir, berfikir itu sintesis dan sintesis adalah dari pertanyaan itu ada tesis antitesis dan sintesis. Maka lahir tesis baru. 

Apakah ada perbedaan antara mitos tesis dan antitesis dengan mitos yang lain? Filsafat itu mengenal batas dan tahu batas serta waktu. Yang namanya mitos adalah tidak memikirkanya. Jika kita sudah cukup jelas, dan jelas itu tergoda untuk tidak berfikir, maka mereka terancam untuk dimanakan mitos. Lalu mitos dipertemankan dengan logos. Logos adalah keadaan yang memikirkannya. Mitos bukan berarti tidak baik. Anak kecil itu belajar dari mitos lama-lama mahir. Tidak semua hal bisa di logos-kan, contohnya kita tidak bisa memikirkan semua persoalan tetangga anda karena anda takut terkena mitos, itu tidak bisa karena bukan ranah anda. Penjelasan logos adalah yang harus difikirkan ya fikirkanlah. Misalnya prodi PEP dipikirkan kapan bagaimana harus mengukur. Saatnya dipikirkan maka harus kita pikirkan, kalau tidak perlu dipikirkan maka tidak perlu.

Intusisi itu tidak tahu darimana berasal tetapi bisa dirasakan. Contohnya kita memiliki orang tua dan sayang dengan orang tua kita. Tapi mengerti itu belum tentu sayang. Mencintai belu. Tentu mengerti arti cinta. Yang jadi masalah adalah pengertian saying, kapan mulai mengerti dan darimana. Jika kita lupa dan tidak tahu sejak kapan maka itulah pengetahuan intuitif. Sampai dewasa akhirnya paham dan mengerti arti paham, tapi darimana pahamnya. Inilah yang dimaksud pengetahuan intuitif, pengetahuan intuitif kit aitu lebih banyak sebenarnya terjadi dalam kehidupan kita. Makan tidur mengantuk itu pengertian intuitif dan tidak perlu didefinisikan dan akhirnya jadi comman sense (pengetahuan umum).

Metafisik itu berkaitan dengan yang ada dan yang mungkin ada, sehingga realitas itu baru saeparonya, separo yang lain adalah rasionalitas/logika dan logika ini masuk metafisik sehingga yang ada dan yang mungkin ada. Tidak semua bisa memikirkan yang ada dan yang mungkin ada, misalnya ruh atau jiwa, Immanuel Kant menyampaikan bahwa kita tidak mampu memikirkan ruh karena itu kuasa Tuhan, kita hanya bisa memikirkan disebut fenomena, noumena adalah yang tidak bisa kita fikirkan. Yang berbicara tentang ruh maka tentang keyakinan. Metafisik itu disebalik yang ada. Tidak ada hidup ini tanpa metafisik. Bapak saat ini melihat saya tapi yang difikirkan itu bukan saya tapi omongan saya, melihat dan mendengar itu metafisik. 

Terkait ketoprak yang diperankan oleh Prof Marsigit. Kenapa mencintai yang merupakan kuasa Tuhan itu akhirnya membuat orang berbuat salah? Karena salah ruang dan waktu. Untuk merusak dunia, cukup salah ruang dan waktu. Esensinya perang itu hanya merubah peraturan. Mencintai seseorang itu anugrah tapi jika salah ruang dan waktu maka akan menjadi malapetaka. Cinta itu sesuai ruang dan waktu. Jika melampaui batas maka akan salah. Setinggi-tinggginya ilmu adalah sopan santun, tapi bisa dikalahkan dengan motif, motif itu bisa diperoleh di politik. Yang benar adalah politik ontologis yaitu membela Bangsa, dasar negara Indonesia, UUD, Pancasila NKRI, Bhineka Tunggal Ika sehingga sesuai warga negara. 

Cara pandang seseorang terhadap sesuatu tergantung dengan pengalaman, ada yang menghadapi atasan yang beda pengalaman sehingga dia sering mengalah tapi tidak puas dengan keputusan yang diambil. Sebenarnya bagaimana cara menggabungkan antara si A dan si B agar menemukan solusi Bersama. Jawabannya: perlu dikembangkan filsafat atasan dan filsafat bawahan. Jangan berani berani “menentang” pembimbing, karena jika begitu kita tidak akan lulus. Itulah pentingnya luruh ego. Solusinya adalah komunikasi, Prof Marsigit mengembangkan diri dengan cara belajar, agar bisa dengan baik dalam menyampaikan pendapatnya.

Baca bukunya Imanuel Kant the critic of pure reason Imanuel Kant. Diringkas. Prinsipnya:

Pikiran kita dibagi 2, atas itu rasio dan bawah adalah pengalaman. Rasio itu ada 2 analitik dan apriori. Baca the critic of pure reason (murni). Maka sebenar-benar ilmu menurut Kant adalah sintetik (hukum sebab akibat) dan apriori. Pikiran, hati dan cinta murni tidak bisa diterangkan, setinggi-tinggi pikiran dikalahkan oleh motif, lembaga motif adalah politik lalu motif bisa dihancurkan politik, dan akhirnya ke demokrasi.

 

 

-Terima kasih-

No comments:

Post a Comment

THE NATURE MATHEMATICAL THINKING

  THE NATURE MATHEMATICAL THINKING   Proses berpikir adalah suatu peristiwa yang dialami seseorang ketika menerima suatu jawaban untuk menci...