Sunday 12 September 2021

KETOPRAK "REMBULAN KEKALANG"....(Part 2)

Terinspirasi dari Ketoprak dengan Judul Rembulan Kekalang” dalam rangka Dies Natalis Ke 54 UNY
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=7IrOG4tbQ84

Tiba-tiba dating lah Danuboyo yang melaporkan bahwa Adipati blambangan melakukan penentangan, akhirnya Raja memerintahkan Danuboyo untuk mengatasi Adipati Blambangan. Raja juga meminta agar Patih membuat rencana strategis untuk mendukung kesuksesan dan kemakmuran rakyat Kerajaan Mataram. Aksi peperangan antara Danuboyo dan Adipati Blambangan pun terjadi.

            Plot kedua adalah pelawak (bathur) yang bernama Yu genuk, Yu Prenjak dan Su Genthong. Kemudian datanglah Roro Mangli yang cantik jelita ditengah-tengah mereka. Saat mereka sedang bergurau, datang lah Pangeran Haryo Timur yaitu adik dari Pangeran Hadi Mataram. Dari sinilah awal mula Pangeran Haryo Timur jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Roro Mangli. Dari pertemuan ini, Pangeran Haryo Timur ingin berkenalan lebih jauh dengan Roro Mangli, akan tetapi Roro Mungli sangat malu saat ditemui oleh Pangeran Haryo Timur. Sosok Mangli yang pemalu, jarang keluar dari rumah dan cantik jelita semakin membuat Pangeran Haryo Timur jatuh hati dan mengungkapkan rasa cintanya kepada Mangli saat itu juga. Akan tetapi Roro mangli masih belum tertarik dengan Pangeran Haryo Timur. Berbagai cara dilakukan Pangeran Haryo Timur untuk mendapatkan hati dan meyakinkan Roro Mangli tentang perasaannya yang benar-benar mencintai Roro Mangli. 

            Plot ketiga berada di rumah Tumenggung Pasingsingan yaitu ayah dari Roro Mangli. Dari sini Tumenggung Pasingsingan bercerita kepada istrinya tentang Tahta Kerajaan Mataram yang diserahkan kepada Pangeran Hadi Mataram dan Tumenggung Sidurejo sebagai Patih. Tumenggung Pasingsingan tidak terima karena dia merasa sudah lebih lama mengabdi sebagai Tumenggung tapi kenapa tidak dipilih sebagai Patih. Bersamaan dengan itu, Pangeran Haryo Timur datang bertamu di rumah Tumenggung Pasingsingan dengan tujuan ingin meminang Roro Mangli. Dari sini lah Tumenggung Pasingsingan memiliki ide untuk meminta anaknya Roro Mangli mau menerima cinta Pangeran Haryo Timur dengan tujuan terselubung agar Tumenggung Pasingsingan bisa menjadi Patih. Roro Mangli menyampaikan keinginan atau syarat jika Pangeran Haryo Timur ingin meminangnya maka Pangeran Haryo Timur harus bisa menjadi Raja Mataram. Pangeran Haryo Timur memang sangat mencintai Roro Mangli, tapi dia tidak menyangka jika syarat Roro Mungli sangat membuatnya terkejut, artinya dia harus merebut kekuasan Raja Mataram saat ini yaitu kakak nya sendiri. Tumenggung Pasingsingan menyampaikan jika Pangeran Haryo Timur tidak bisa memenuhi syaratnya, maka pernikahanpun tidak akan dilakukan. Akhirnya Pangeran Haryo Timur menyetujui syarat untuk bekerjasama melengserkan tahta Pangeran Hadi Mataram.

            Yu Genuk yang mendengar hal tersebut merasa kebingungan dan khawatir tentang nasib kerajaan Mataram selanjutnya, akhirnya dia menyampaikan berita tersebut kepada suaminya. Suami Yu Genuk menemui Pangeran Sepuh Purboyo (Raja sebelumnya) dan melaporkan apa yang didengar oleh istrinya itu. Kemudian Pangeran Sepuh Purboyo beserta para prajurit mengepung Tumenggung Pasingsingan yang ketahuan memasuki Kerajaan dengan menggunakan penutup wajah dengan niat membunuh Pangeran Hadi Mataram. Karena Pangeran Sepuh Purboyo sudah mengetahui niat buruk tersebut maka akhirnya Tumanggung Pasingsingan berhasil ditangkap dan diadili dengan diberikan hukuman yang setimpal.

            Pangeran Hadi Mataram kecewa dengan adiknya Pangeran Haryo Timur karena sudah bekerjasama dengan keluarga Tumenggung Pasingsingan untuk membuhnya karena terlalu mencintai Roro Mangli. Karena sudah ketahuan akhirnya Pangeran Haryo Timur menyadari kesalahannya yang sangat fatal dan merasa bersalah kepada kakaknya. Pangeran Haryo Timur meminta maaf kepada kakaknya. Tetapi Pangeran Hadi Mataram akan memaafkannya jika Pangeran Haryo Timur mau membunuh Roro Mangli yang sudah memberinya syarat untuk membunuh Pangeran Hadi Mataram. Pangeran Haryo Timur pun setuju untuk membunuh istrinya Roro Mangli. Tetapi karena cintanya yang mendalam kepada Roro Mangli, Pangeran Haryo Timur tidak sanggup membunuh istrinya dan meninggalkan istrinya tersebut. Karena hal ini, akhirnya Pangeran Haryo Timur tidak ingin bergabung lagi dengan Kerajaan Mataram. Pangeran Sepuh Purboyo menemui Pangeran Haryo Mataram yang saat ini menjadi pemarah dan sifatnya menjadi tidak baik untuk Kembali ke kerajaan Mataram dan mengingatkan bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang “eling lan waspodo”. Roro Mungli menyesali keinginannya yang gila kekuasaan, martabat dan pengaruh yang akhirnya membuat hidupnya sengsara serta keinginannya tidak ada yang terwujud, saat Roro Mangli ingin bunuh diri, Pangeran Haryo Timur memanggilnya…..(selesai).

 

Dari sini kita bisa menyimak banyak sekali nilai-nilai moral yang dapat kita pelajari Bersama bahwa ambisi terhadap kekuasaan, martabat dan pengaruh terkadang bisa menjerat manusia untuk meninggalkan hati nuraninya.

 

KETOPRAK "REMBULAN KEKALANG"....(Part 1)


Terinspirasi dari Ketoprak dengan Judul Rembulan Kekalang” dalam rangka Dies Natalis Ke 54 UNY
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=7IrOG4tbQ84


Prolog

 

Ambisi terhadap kekuasaan, martabat dan pengaruh terkadang bisa menjerat manusia untuk meninggalkan hati nuraninya. Tumenggung Pasingsingan merupakan orang yang memiliki ambisi besar untuk berkuasa, bahkan sampai meminta putrinya (Roro Mangli) yang cantik jelita untuk memikat Pangeran Haryo Timur dengan tujuan memecah persaudaraan antara Sinuhun Amangkurat (Pangeran Hadi Mataram) yang diperankan oleh Prof. Dr. Sutrisna, Wibawa, M.Pd. dengan Pangeran Haryo Timur. Tipu muslihat ini berhasil membuat Pangeran Haryo Timur menikahi Roro Mangli. Karena begitu besarnya rasa cinta Pangeran Haryo Timur kepada istrinya, hal ini menyebabkan dia mulai melupakan Mataram bahkan menyetujui keinginan Tumegung Pasingsingan selaku mertuanya untuk membunuh Pangeran Hadi Mataram (Sunan Amengkurat) yang baru saja dinobatkan sebagai Raja. Kemudian apa peran Pangeran Sepuh Purboyo yang diperankan oleh Prof. Dr. Marsigit, M.A? dan apakah keinginan Tumenggung Pasingsingan untuk menjadikan menantunya sebagai Raja berhasil? Kita simak kelanjutannya ya…^_^

 

 

Cerita diawali dengan plot di Kerajaan Mataram. Raja saat itu (Pangeran Sepuh Purboyodan Ratu Prameswari serta Selir membahas tentang bagaimana jika Raja menyerahkan tahta kepada pangeran sebagai penerusnya karena Raja merasa sudah tua dan sudah saatnya mewariskan tahtanya. Saat itu terjadi perdebatan dan kecumburuan yang muncul dari sang Selir karena jika nanti sang Raja lengser maka bagaimana nasib selir selanjutnya. Raja menyampaikan kepada Patih Singoranu dan meminta pendapat bagaimana jika Raja digantikan oleh Pangeran Hadi Mataram. Kemudian Patih menanyakan kembali apakah pangeran sudah cukup bijaksana untuk menjadi seorang Raja dan memohon pertimbangan dari sang Raja agar tidak terburu-buru memutuskan. Tapi kemudian disanggah oleh Tumenggung Pasingsingan agar tidak menentang Raja. Patih menjelaskan bahwa dia tidak menentang Raja tetapi meminta Raja untuk lebih mempertimbangkan keputusannya. Tumenggung pasingsingan memfitnah Patih bahwa pendapat Patih tersebut semata-mata hanya bertujuan untuk tetap menjadi Patih kerajaan. Kemudian Patih dibela oleh Tumenggung Sindurejo, tapi Tumenggung Pasingsingan merasa dirinya lah yang paling benar. Kemudian Raja melerai mereka dan menegur Tumenggung Pasingsingan karena karakternya tidak berubah menjadi lebih baik. Patih memberikan penilaiannya tentang Pangeran Hadi Mataram yang akan menjadi penerus Raja, bahwa Pangeran Hadi Mataram sudah dirasa pas menjadi Raja selanjutnya. Selanjutnya Pangeran Hadi Mataram dipanggil ke Kerajaan.

            Pangeran Hadi Mataram meminta petunjuk dari Raja, raja memuji betapa bijak dan baiknya hati Pangeran Hadi Mataram. Raja menyampaikan bahwa tahta Raja akan diserahkan kepada Pangeran Hadi Mentaram, tetapi Pangeran Hadi Mentaram menyampaikan kekhawatirannya jika tidak bisa menjadi Raja yang baik seperti kebijaksanaan yang dimiliki oleh sang Raja saat ini. Raja meyakinkan Pangeran Hadi Mentaram bahwa hanya Pangeran Hadi Mentaram yang paling cocok dan pas menjadi Raja selanjutnya. Akhirnya Pangeran Hadi Mentaram setuju dan memohon restu kepada Raja. Setelah nanti Pangeran Hadi Mentaram menjadi Raja, Patih menyampaikan bahwa dia juga akan lengser dari pangkatnya. Raja (Pangeran Sepuh Purboyo) ingin tetap mempertahankan peran Patih Singoranu untuk mendampingi Pangeran Hadi Mentaram nantinya ketika menjadi Raja. Tapi Tumenggung Pasingsingan menawarkan diri untuk menjadi Patih selanjutnya, kemudian ditegur oleh Tumenggung lainnya.  Pangeran Hadi Mentaram akhirnya memilih Tumenggung sindurejo sebagai Patihnya, tetapi Tumenggung Pasingsingan menentang keputusan itu dan akhirnya meninggalkan Kerajaan. Raja meminta agar semua orang tidak usah menghiraukan kepergian Tumenggung Pasingsingan karena dia kecewa tidak dipilih menjadi Patih.

            Raja sudah menyiapkan pengukuhan Pangeran Hadi Mentaram sebagai Raja selanjutnya, dengan menyiapkan surat yang menyatakan bahwa Kanjeng Pangeran Sepuh Purboyo menyerahkan tahta kepada Kanjeng Sinuwun Amangkurat Agung Panotogomo Khalifatulllah (Pangeran Hadi Mataram). Perayaanya pun dilakukan dengan acara tarian tradisional, dan akhirnya Pangeran Hadi Mataram sudah sah menjadi Raja Mataram.

            Raja Mataram yang baru menyampaikan bahwa mulai hari ini sang Raja ingin agar Kerajaan Mataram bisa saling mendukung dan akhirnya bersama-sama memajukan Kerajaan. Sang Ratu mengingatkan kepada Raja semoga bisa mengayomi rakyat dan memimpin Kerajaan Mataram dengan selalu meminta petunjuk kepada Tuhan Yang Maha Esa, bisa menjaga amanah dengan baik dan memiliki budi pekerti yang selalu baik nantinya...(continue part 2)

Thursday 9 September 2021

Ilmu Berfilsafat....(Part 2)

  Filsafat itu pandangan yang bisa dibantah
Kalau sudah dimengerti diturunkan ke hati dan diikhlaskan
(Qouotes Prof. Dr. Marsigit, M.A. 2021)

Terinspirasi pada perkuliahan Prof. Dr. Marsigit, M.A pada tanggal 2 September 2021 

Berdasarkan adab-adab dalam berfilsafat maka kita bisa memahami bahwa batas itu disebut sopan santun atau adab dan tentang tata cara dimana hal ini merupakan ilmu tertinggi yaitu filsafat. Tapi itu bisa dikalahkan dengan niatnya misalnya jika kita beda motif, sehingga adabnya menjadi hilang dan biasanya larinya ke politik.

Filsafat adalah ilmu yang netral, belajar filsafat harus komprehensif, tidak boleh sepenggal penggal, tidak memaksa orang, tidak untuk gagah-gagahan. Filsafat harus bisa dicerna dan dipahami oleh orang awam dengan bahasa paling mudah, jika belum mudah dipahami maka belum bisa berfilsafat.

Masyarakat keluarga itu di bangun, jika tidak ada ilmu maka harus ditransfer, dengan adanya itu maka kita membangun ilmu pengetahuan. Yang mencerdaskan adalah diri sendiri dan kuasa Tuhan. Kurikulum berlandaskan kompetensi dan outcome bukan berlandaskan materi. 


3. Filsafat adalah pola pikir

Anak kecil belajar melalui mitos, mereka melakukan pekerjaan tapi tidak mengerti untuk apa dan seterusnya, sehingga mitos ada baiknya dan buruknya. Tapi jangan sekali-kali mitos dibawa ke spiritualitas. Karena agama adalah keyakinan.

 

        Objek Metafisik Filsafat 

        Objek metafisik filsafat adalah yang ada dan yang mungkin ada, objeknya ada dua yaitu objek material     dan objek formal.

1.     Objek materiil yaitu yang berhubungan dengan substansi/isinya, yaitu suatu kajian untuk menelaah pengetahuan. Objek materiil adalah yang ada dan yang mungkin ada.

2.     Objek formal: bentuk, contohnya cangkir sebagai bentuk dan sebagai isi, air juga ada bentuk dan isi. 


        Metode/Alat Berfilsafat 

Metode atau alat berfilsafat adalah bahasa analog (kesamaan dua dunia yaitu dunia laki-laki dan dunia perempuan), metode atau alat berfilsafat ini terdiri dari dua yaitu intensif dan ekstensif. Intensif adalah dalam sedalam dalamnya (radik/akar) jika di politik jadi radikalisme yaitu mendalam, maka radikalisme sulit diberantas karena mendalam dan mengakar. Ekstensif adalah luas seluas luasnya. Misalnya analog pikiran dan hati, jika hati maka cenderung menuju doa dan itu disebut analog. Ini adalah bahasa konotatif. Jika dianalogikan maka berawal dari hati kemudian berdoa kepada tuhan dan akhirnya ke akhirat. Selain itu, Pikiran berhubungan dengan manusia manusia, hidup berhubungan dengan amal, perbuatan dipilih yang baik kesurga dan buruk ke neraka dunia. 

Semua yang didunia itu relatif. Ada ukuran mouse kecil tapi menurut orang itu besar maka relatif. Sulit itu mudah, banyak itu sedikit semua relative karena subjektif. Jika demikian maka orang itu belum bisa berfilsafat. Maka hidup di dunia adalah kontradiktif. Inilah sebabnaya manusia punya potensi untuk musuhan dan tidak akur karena relative dan kontradiksi. Hukumnya adalah A tidak sama dengan A. jika tidak dipahami maka bisa menjadi munafik. Untuk mengatasinya amaka mohon ampun pada Tuhan. Kontradiktif terjadi karena manusia tidak sempurna. Jika sempurna maka manusia gak akan bisa hidup karena yang absolut itu adalah kuasa Tuhan.

  


ILMU BERFILSAFAT....(Part 1)


 Filsafat itu pandangan yang bisa dibantah
Kalau sudah dimengerti diturunkan ke hati dan diikhlaskan
(Qouotes Prof. Dr. Marsigit, M.A. 2021)

Terinspirasi pada perkuliahan Prof. Dr. Marsigit, M.A pada tanggal 2 September 2021 
  

Manusia hidup itu membutuhkan kepercayaan, misalnya sebagai mahasiswa akan selalu dihadapkan dengan tugas sehingga segala dokumen yang harus dikumpulkan oleh mahasiswa harus bisa dipercaya termasuk tanda tangannya asli dan tidak melakukan kecurangan apapun. Hal ini berhubungan dengan olah fikir atau bahasa latinnya adalah logos (ilmu), dengan kata lain musuh dari filsafat adalah sudah tidak memikirkan sesuatu atau yang disebut mitos (antilogos). Jika tidak bertanya artinya dia sudah tidak memikirkan Kembali. Padahal sebenarnya ilmu itu selalu berkembang, warning-nya jangan sekali-kali menggunakan mitos untuk ranah spiritual. 

Ranah spiritual harus selalu dijaga karena pada dasarnya ilmu yang dicari seharusnya harus dapat memperkokoh iman, maka kalau sampai pada ilmu yang tidak benar tinggalkanlah atau pergi menjauh lalu istighfar. Filsafat merupakan pikiran kita. Oleh karena itu tuntutlah ilmu yang benar, jika kita sedang merasa risau maka sebaiknya tinggalkan dulu hal yang membuat kita risau itu lalu berdoa, istighfar, dan sholat. Sehingga segala seuatu kita kembalikan lagi ke Tuhan, inilah pentingnya spiritualitas.


 Tata Cara Atau Adab Orang Berfilsafat

Adab adalah dirimu, dirimu yang berpikir dan tidak dapat menjadi diri orang lain. Oleh karena itu dibawah ini merupakan beberapa tata cara atau adab orang berfilsafat, diantaranya:

1.     Berdasar dalam kerangka dan wujud serta dilingkupi oleh spiritualitas merdeka mengekspresikan berfikir tapi dibatasi.

Spiritualitas, norma, sosial masyarakat, misalnya RW RT itu membatasi pikiran kita. Tidak semua hal dapat kita pikirkan. Maka indikator berfikir adalah bertanya. Bertanya adalah awal dari berfikir. Belajar filsafat artinya kita harus belajar adabnya terlebih dahulu agar kita tidak sombong atau angkuh. Dalam arti manusia memang tidak sempurna dan tidak semuanya kita ketahui. Jika saat ini kita sedang mengalami kebingungan artinya kita berada pada jalan yang benar, apabila sebaliknya kita merasa jelas dan tidak mempertanyakan seuatu maka kita terperangkap dalam gelap karena tidak ada upaya untuk berpikir berikutnya. Sehingga dengan demikian kita harus selalu merasa belum cukup dalam belajar ilmu atau selalu ingin belajar sepanjang hayat karena ilmu terus berkembang mengikuti perkembangan dunia. Akan tetapi yang harus selalu diingat bahwa kita harus terus memperkuat spiritualitas, jangan sampai merongrong spiritualitas artinya kita bebas mengekspresikan pikiran tapi tetap ada batasnya.

2.     Berfilsafat adalah merubah paradigma

Ibarat gunung sudah besar tapi gunungnya belum besar dan belum tinggi, maksudnya adalah gunung keilmuan. Yang paling benar untuk belajar filsafat adalah membangun fikiran yang artinya juga membangun hidup. Semua hasil olah fikir filsafat bisa di sanggah karena semuanya benar menurut filsafat. Bingungnya di dalam pikiran itu adalah ilmu, bingung ini juga bisa karena godaan setan, sehingga kita harus selalu menjaga pikiran kita tetap jernih dan bisa memiliah tentang baik dan buruknya. Yang penting disini adalah jangan sampai kita bingung di hati karena jika bingung di fikiran masih bis akita atasi sedangkan bingung di hati bisa berbahaya. Analoginya adalah jika ada orang berbeda pendapat dengan kita kemudian kita membencinya maka itu tidak pas karena benci itu letaknya di hati, jika beda pendapat ya tidak masalah di ilmu filsafat. Jika anda mulai bingung maka anda mulai berfilsafat. Filsafat adalah fikiran masing-masing, akan tetapi tetap hati-hati dengan ideologi atau paradigma yang berasal dari luar atau impor karena cenderung tidak baik.

FILSAFAT "METAFISIK"....(Part 2)

Terinspirasi Perkuliahan Filsafat di channel YouTube Prof. Marsigit, M.A. Tanggal 17 Oktober 2019

Sumber linkhttps://www.youtube.com/watch?v=8t3lalvQbiQ

“Permennides” berpendapat segala sesuatu itu bersifat tetap. “Heraclitos” berpendapat segala sesuatu itu bersifat berubah/tidak tetap. Karena kita belajar filsafat maka harus diperhatikan apa yang berubah dan apa yang tetap. Misalnya yang tetap adalah kebangsaan kita, orang tua kita, maupun anak kita, maka ini sesuai dengan aliran permennides. Jika berubah, sebenarnya tidak ada sesuatu yang tidak berubah di dunia ini, misalnya perubahan dalam diri sendiri yang dulu dan sekarang seperti bentuk wajah, kulit berkerut dan lain-lain. Oleh karena itu yang tetap disebut hukum identitas yaitu tetap (A=A), sedangkan yang berubah disebut hukum kontradiksi yaitu tidak sama/tidak tetap (A#A). sehingga karena terikat dengan ruang dan waktu maka di realita tidak ada A=A, dan semua rumus matematika yang ditulis itu salah, yang benar adalah yang dipikiran. Kenapa manusia tidak bisa membedakan sesuatu? Karena manusia tidak sempurna, kenapa manusia tidak sempurna? Agar manusia bisa tetap hidup.

            Monoisme adalah aliran filsafat yang percaya bahwa Tuhan itu satu. Sedangkan pluralism adalah aliran yang percaya bahwa Tuhan itu jamak. Selain itu juga ada aliran dualism. Sedangkan Pancasila itu pada dasarnya adalah monodualism yaitu mono percaya Tuhan Esa dan dualism ada hubungan antara Tuhan dan manusia.

Kemudian muncul seorang tokoh yang bernama Emmanuel Kant (1671). Sebelumnya ada Rene Descartes yang memunculkan aliran rasionalism dan sceptisim. Sceptisim sudah ada sejak jaman romawi kuno lalu ditentang oleh aliran David Hume dengan aliran Empiricism. Sceptisim ini berakar dari seorang pemikir yang menemui suatu bersifat fenomenologis. Sebelumnya Rene Descartes sempat meragukan keberadaan Tuhan sehingga dia mencari keberadaan Tuhan. Kemudian menurut Emmanuel Kant sebenar-benarnya ilmu adalah pertemuan antara langit dengan  bumi. Buminya adalah sintetik dan langitnya adalah apriori. Buku Emmanuel Kant yang berjudul “The critic of teorism” memunculkan jaman modern, hal ini karena adanya pertempuran atau perbedaan pendapat antara Rene Descartes dan David Hyum. Hyum menyatakan bahwa tidak ada ilmu tanpa adanya rasio dedangkan menurut Descartes tiadalah ilmu tanpa adanya pengalaman. Kemudian Kant menyatakan bahwa rasio itu bersifat analitik sedangkan pengalaman bersifat sintetik.

Auguste Compte (1857) menyatakan bahwa “…agama itu tidak bisa dipakai untuk membangun dunia karena tidak logis”. Hal ini tertulis di dalam bukunya yang berjudul positivism. Sehingga spiritualitas atau agama berada di tempat paling bawah. Banyak yang menentang Compte terkait pernyatannya ini. Saat ini teknologi menghasilkan kesejahteraan di sisi positif dan menghasilkan kemunafikan di sisi negatif. Contohnya, ada orang yang menyatakan kenapa mengajar dan membuka dengan doa, dia bertanya apa hubungannya antara matematika dengan doa? Dia tidak akan melakukan aktivitas apapun jika belum paham. Tapi kenyatannya dia melakukan kegiatan yang belum dia pahami, maka bisa disebut munafik/hipokrit. Seperti ini lah kondisi adanya teknologi saat ini yang memunculkan banyak kemunafikan. Kondisi manusia saat ini berada pada era comtemporer yang didalamnya ada unsur kapitalusme, materialism, pragmatisme, utilarian dan liberalisme.

FILSAFAT "METAFISIK"....(Part 1)


Terinspirasi Perkuliahan Filsafat di channel YouTube Prof. Marsigit, M.A. Tanggal 17 Oktober 2019

Hidup manusia itu metafisik. Masih ada dan ada lagi sehingga tidak akan pernah selesai. Manusia pada dasarnya tidak sempurna, karena jika sempurna maka manusia tidak akan bisa hidup, dengan kata lain “manusia sempurna dalam ketidaksempurnaan dan tidak sempurna dalam kesempurnaan”. Artinya manusia pada dasarnya selalu membutuhkan orang lain untuk bisa hidup atau kita biasanya mengenalnya sebagai makhluk sosial.

Awal dari segala macam kegiatan manusia adalah “FATAL” dan “VITAL”

o   FATAL à terpilih à takdir

Apakah fatal itu? Fatal adalah terpilih dan terpilih adalah takdir. Takdir disini adalah sesuatu yang sudah terjadi sehingga sudah tidak bisa dirubah lagi.

o   VITAL à memilih à ikhtiar

Apakah vital itu? Vital adalah memilih yang merupakan bagian dari ikhtiar. Sehingga dengan ikhtiar, harapannya bisa merubah kehidupan manusia. Dari sinilah muncul metafisik. 

Metafisik adalah sifat dibalik sifat, sifat mendahului sifat, sifat mengikuti sifat, sifat mempunyai sifat. Dalam pandangan metafisik, sebenar-benarnya manusia adalah sifat mengikuti sifat. Beberapa sifat tersebut salah satunya adalah sifat “TETAP”, misalnya seperti suratan takdir/ sesuatu yang sudah terjadi dan yang bisa merubah takdir adalah kuasa Tuhan. Jika kita masih merasa bingung atau kacau tandanya kita masih hidup. Jika salah satu dari fatal dan vital hilang maka tidak ada kehidupan. Oleh karena itu perlu adanya suatu perubahan dalam kehidupan manusia. Dengan adanya sifat berubah ini maka kita sudah mulai masuk ilmu filsafat dengan menambahkan “ism” di belakangnya, misalnya ketika kita membahas tentang sesuatu yang ideal menjadi idealism (atas) dan realism (bawah). Masing-masing memiliki dunia nya (atas dan bawah). Misalnya Ketika kita membahas sepatu maka yang kita bahas dari dunia sepatu adalah tentang ukuran, warna, maupun model sepatu nya. Akan tidak sesuai ketika kita masuk ke toko sepatu tiba-tiba mengajak penjual sepatunya untuk makan bersama tanpa kita kenal sebelumnya. Dalam hal ini konteksnya tidak sesuai dengan keadaan. Inilah yang dimaksud dalam kecerdasan filsafat. Cerdas dalam filsafat adalah paham ruang dan waktu (membahas makan di toko sepatu itu salah karena tidak sesuai dengan konteksnya). Atas ada absolut, spiritualism, kuasa Tuhan/kausa prima yaitu sebab dari segala sebab yang akhirnya menjadi definisi ketetapan awal atau asumsi , sedangkan di bawah ada materialism.

Logika (logicism) berada di bagian atas. Logicism adalah coherntism analitik. Contohnya wanita itu perempuan, seorang ibu dan melahirkan maka disebut analitik. Sehingga logika itu sifatnya kohern analitik. Dalam berlogika juga membutuhkan kosistensi yaitu kecocokan antara yang dikatakan dengan yang disampaikan. Kebanyakan orang memiliki masalah dan akhirnya bisa menyebabkan masalah bagi orang lain karena manusia itu tidak menguasai dunianya. 

Hukum alam di bagian bawah ada corespondentialism (realita, fakta, persepsi) yaitu ketentuan umum yang kita pahami dengan aksioma, jika di atas adalah langit maka di bawah adalah bumi. Jika di atas ada dewa maka di bawah ada daksa nya. Di atas ada aturan/hukum (kuasa Tuhan) dan di bawah ada manusia yang mentaati hukum Tuhan. Konsisten adalah sesuatu yang kita pegang bukan hanya yang kita pikirkan.

Manusia memiliki dua sifat dalam melihat sesuatu yaitu sifat apriori dan sifat aposteriori. Sifat apriori adalah merasa sudah paham walaupun belum melihat. Seseorang tidak perlu melihat bukti tapi jika sudah cinta ya pokoknya cinta walaupun terbukti orang yang dicintai memiliki sifat kurang baik. Contohnya kita akan memperkenalkan seseorang ke orang tua, orang tua langsung percaya walaupun belum bertemu dengan orangnya maka orang tua tersebut memiliki aliran apriori. Sedangkan Aposteriori adalah orang yang harus melihat segala sesuatu dengan membuktikan sendiri dan membuktikan secara detail. Oleh karena itu dewasa berasal dari kata dewa yang memiliki sifat apriori sedangkan anak-anak memiliki sifat aposteriori.

Pengetahuan kita berdasarkan pengalaman dari fenomena satu ke fenomena selanjutnya (empiricism) dan yang di atas adalah rasionalism. Karena berdasarkan pengalaman maka munculah aliran empiricism, sedangkan orang yang menggunakan logika maka muncul aliran rasioanlism. Kadang-kadang kekurangan kita adalah belajar filsafat tanpa mengenal tokohnya......(continue part 2)

THE NATURE MATHEMATICAL THINKING

  THE NATURE MATHEMATICAL THINKING   Proses berpikir adalah suatu peristiwa yang dialami seseorang ketika menerima suatu jawaban untuk menci...