Sunday 5 December 2021

Hakikat "Belajar" dalam Filsafat

Terinspirasi dari Perkuliahan Prof. Dr. Marsigit MA. pada  Kamis, 23 September 2021 



Aksiologi itu sebenarnya apa? Komponennya ada 2 yaitu etik (benar salah, baik buruk) dan estetika (keindahan). Semua yang berhubungan dengan perasaan maka masuk ke kajian spiritualogi, untuk baik butuk itu masuk ke aksiologi. Pertanyaan yang jawabannya adalah aksiologi itu misalnya hormat sedih, menangis, yang berkaitan dengan rasa senang/perasaaan (aksiologi).

Teman-teman harus memahami 80 % dulu baru nanti masuk ke filsafat karena kita terdiri dari matematika, sosial dan seterusnya. Manfaat filsafat untuk mengembangkan menggali dan diterapkan di Pendidikan sekolah dasar. Belajar secara filsafat adalah konstruktif, dan konstruktif sudah dibahas sejak jaman Immanuel Kant. Sehingga hakikat belajar adalah membangun pengetahuan, ini menurut filsafat dan tergantung filsafat yang mana. Karena misalnya filsafatnya belanda adalah mendidik tapi tetap yang dijajah dibiarkan bodoh. Filsafatnya adalah diberikan saja sedikit ilmu tapi tetap dikontrol sehingga tidak punya daya. Sehingga guru-guru itu tidak menyadari karena niatnya membimbing tapi sebenarnya merusak, kalau yang dibimbing sampai menangis dan stress itu namanya merusak dan menghancurkan. Dengan cara berfilsafat harapannya kita bisa memaknai mendidik dengan baik. Karena kata mengajar itu seolah-olah hanya melakukan seenaknya kepada siswa dan siswa kurang aktif dan kurang dianggap sebagai subjek tapi sebagai objek. 

Ketika ada tugas untuk membaca buku Immanuel Kant ternyata susah dipahami, bagaimana solusinya? Kadang-kadang para filsuf itu juga menggunakan note of the day. Apa yang membuat Prof. Marsigit menyukai Immanuel Kant? Prof. Marsigit membuat disertasi 2 kali. Walaupun Namanya Immanuel dia tidak menjurus ke salah satu agama, isinya tidak ada yang menyinggung religious. Dia ingin mencari pikiran murni itu seperti apa bentuknya. Jika pikiran kita tidak murni maka kebenaran biasanya tergantung kepentingan, jadi harus berfikir dengan jernih. Ketika saya kuliah maka harus mengabil pikiran para filsafat. The critique itu ada 3 buku sehingga tidak hanya membahas tentang critique of pure reason. Sebenar-benar filsafat adalah pendapat para filsuf. Prof. Marsigit mengambil Immanuel Kant bukan karena namanya, tapi karena dia mengkompromomikan 2 pertentangan pendapat. Dulu berabad-abad terjadi pertentangan antara kaum rasionalisne (Plato sampai Rene Decartes), empriris (David Hume, Aristoteles). Dua dunia ini seru sekali seperti perdebatan di capres karena saling menghujat. Lalu muncullah Immanuel Kant, dia mempertemuan 2 perdebatan tadi di muara. Maka Immanuel Kant menjadi seorang filsuf yang paling lengkap gelarnya, dia seorang rasionalis, realis, idealis, pragmatis dll. Sehingga dia paling lengkap, hal ini mempengaruhi pikiran Prof. Marsigit yaitu termasuk pikiran mengkompromikan berbagai pihak, ini yang membuat beliau tertarik. 

Pemimpin itu bukan hanya presiden tapi juga pimpinan yang lain seperti kepala sekolah juga pemimpin. Filsafat itu harus didapatkan dengan cara yang baik dan diberikan dengan cara yang baik juga. Pemimpin itu bisa pemimpin rumah tangga, spiritual, sedangkan pikiran saya memimpin pikiran saya, ini Bahasa analog. Mengambil dimensi langit dan dimensi bumi, kalau pembeli adalah bumi maka penjual sebagai langit. Kebaikan itu kan turun dari langit, misalnya anak itu bumi dan orang tua adalah langit, jika langitnya tidak baik maka bisa menjadi tidak baik pula buminya (anaknya). Semua warga negara wajib berpolitik murni yaitu Bhineka Tungal Ika, UUD 45, Pancasila. 

Apa hubungan antara forma, konsep dan intuisi, ruang dan waktu itu bukan sebuah konsep. Ruang dan waktu itu intuisi, konsep itu tesis, semua yang ada dan mungkin ada itu adalah tesis. Konsep itu kan ada di pikiran, struktur konsep yang paling kecil itu ada 2 yaitu konsep dan isi. Bentuknya apa, substan nya apa. Intuisi itu juga pengertian konsep. Ruang itu adalah ada dan yang mungkin ada. Kita tidak bisa menjelaskan waktu tanpa konsep ruang. Filsafatnya adalah kaum foundalism. Pikiran kita itu macem-macem, kesana bisa jadi foundalism, kesini jadi anti foundalism. 

Ontologi adalah hakikat, hakikat belajar itu apa, hakikat mengajar itu apa, hakikat anak SD itu apa. Hakikat semuanya yang berkaitan dengan Pendidikan di SD. Kalau Bapak sudah tanya sampai hakikatnya harapannya usahanya lebih intensif dan ekstensif karena tidak sekedar memenuhi wajib, filsafat itu tinggi sifatnya, paling tinggi itu kuasa Tuhan. Oleh karena itu nama Tuhan itu sudah kuasa Tuhan. Dalam filsafat, ontologi bisa menjadi epistemologi dan aksiologi, artinya kebaikan yang disampaikan dengan metode tidak baik maka tidak akan baik. Aksiologi bisa dianulir oleh epistemologi, nama bisa jadi filsafat seperti sintesis. Aksiologi juga filsafat tidak ada skiologisim. 

 

-Terima kasih-

No comments:

Post a Comment

THE NATURE MATHEMATICAL THINKING

  THE NATURE MATHEMATICAL THINKING   Proses berpikir adalah suatu peristiwa yang dialami seseorang ketika menerima suatu jawaban untuk menci...