Thursday 9 September 2021

FILSAFAT "METAFISIK"....(Part 2)

Terinspirasi Perkuliahan Filsafat di channel YouTube Prof. Marsigit, M.A. Tanggal 17 Oktober 2019

Sumber linkhttps://www.youtube.com/watch?v=8t3lalvQbiQ

“Permennides” berpendapat segala sesuatu itu bersifat tetap. “Heraclitos” berpendapat segala sesuatu itu bersifat berubah/tidak tetap. Karena kita belajar filsafat maka harus diperhatikan apa yang berubah dan apa yang tetap. Misalnya yang tetap adalah kebangsaan kita, orang tua kita, maupun anak kita, maka ini sesuai dengan aliran permennides. Jika berubah, sebenarnya tidak ada sesuatu yang tidak berubah di dunia ini, misalnya perubahan dalam diri sendiri yang dulu dan sekarang seperti bentuk wajah, kulit berkerut dan lain-lain. Oleh karena itu yang tetap disebut hukum identitas yaitu tetap (A=A), sedangkan yang berubah disebut hukum kontradiksi yaitu tidak sama/tidak tetap (A#A). sehingga karena terikat dengan ruang dan waktu maka di realita tidak ada A=A, dan semua rumus matematika yang ditulis itu salah, yang benar adalah yang dipikiran. Kenapa manusia tidak bisa membedakan sesuatu? Karena manusia tidak sempurna, kenapa manusia tidak sempurna? Agar manusia bisa tetap hidup.

            Monoisme adalah aliran filsafat yang percaya bahwa Tuhan itu satu. Sedangkan pluralism adalah aliran yang percaya bahwa Tuhan itu jamak. Selain itu juga ada aliran dualism. Sedangkan Pancasila itu pada dasarnya adalah monodualism yaitu mono percaya Tuhan Esa dan dualism ada hubungan antara Tuhan dan manusia.

Kemudian muncul seorang tokoh yang bernama Emmanuel Kant (1671). Sebelumnya ada Rene Descartes yang memunculkan aliran rasionalism dan sceptisim. Sceptisim sudah ada sejak jaman romawi kuno lalu ditentang oleh aliran David Hume dengan aliran Empiricism. Sceptisim ini berakar dari seorang pemikir yang menemui suatu bersifat fenomenologis. Sebelumnya Rene Descartes sempat meragukan keberadaan Tuhan sehingga dia mencari keberadaan Tuhan. Kemudian menurut Emmanuel Kant sebenar-benarnya ilmu adalah pertemuan antara langit dengan  bumi. Buminya adalah sintetik dan langitnya adalah apriori. Buku Emmanuel Kant yang berjudul “The critic of teorism” memunculkan jaman modern, hal ini karena adanya pertempuran atau perbedaan pendapat antara Rene Descartes dan David Hyum. Hyum menyatakan bahwa tidak ada ilmu tanpa adanya rasio dedangkan menurut Descartes tiadalah ilmu tanpa adanya pengalaman. Kemudian Kant menyatakan bahwa rasio itu bersifat analitik sedangkan pengalaman bersifat sintetik.

Auguste Compte (1857) menyatakan bahwa “…agama itu tidak bisa dipakai untuk membangun dunia karena tidak logis”. Hal ini tertulis di dalam bukunya yang berjudul positivism. Sehingga spiritualitas atau agama berada di tempat paling bawah. Banyak yang menentang Compte terkait pernyatannya ini. Saat ini teknologi menghasilkan kesejahteraan di sisi positif dan menghasilkan kemunafikan di sisi negatif. Contohnya, ada orang yang menyatakan kenapa mengajar dan membuka dengan doa, dia bertanya apa hubungannya antara matematika dengan doa? Dia tidak akan melakukan aktivitas apapun jika belum paham. Tapi kenyatannya dia melakukan kegiatan yang belum dia pahami, maka bisa disebut munafik/hipokrit. Seperti ini lah kondisi adanya teknologi saat ini yang memunculkan banyak kemunafikan. Kondisi manusia saat ini berada pada era comtemporer yang didalamnya ada unsur kapitalusme, materialism, pragmatisme, utilarian dan liberalisme.

No comments:

Post a Comment

THE NATURE MATHEMATICAL THINKING

  THE NATURE MATHEMATICAL THINKING   Proses berpikir adalah suatu peristiwa yang dialami seseorang ketika menerima suatu jawaban untuk menci...