Wednesday 8 December 2021

Filsafat Transendental Immanuel Kant

 

Immanuel kant merupakan filsuf terbesar di zaman modern karena berbagai kritiknya yang mendalam mengenai segala bentuk pengetahuan manusia. Pemikiran Immanuel kant hampir mempengaruhi semua cabang filsafat. Kant terkenal sebagai filsuf yang berhasil mendamaikan rsionalisme dan empirisme, ini tidak salah tapi bukan ini yang ingin dilakukan Immanuel kant. Buku “the critique of pure reason” merupakan buku yang mendasari seluruh pemikiran Kant. Buku tersebut sangat sulit dipahami sehingga banyak filsuf salah memahmi buku tersebut. Untuk menghindarinya maka kant menulis buku lainnya.

a.     Deduksi Transendental

Proyek Kant adalah filsuf epistemologi tentang ilmu pengetahuan, bagaimana pengetahuan itu terjadi. Ini sebenarnya kesan yang kurang tepat. Metafisika adalah cabang filsaafat yang berusaha melampaui indrawi seperti Tuhan, substansi dll. Tujuan Immanuel Kant adalah membentuk suatu filsafat transsendental. Filsafat transcendental merupakan filsafat yang melampaui pemahaman terhadap pengalaman biasa/pengalaman manusia. Prinsip transedental ini diberikan oleh Immanuel Kant agar ada prinsip pengetahuan yang berlaku umum dan mutlak bagi manusia.

b.     Pengetahuan murni dan pengetahuan empiris

Menurut Kant suatu pengetahuan yang mutlak dan umum itu tidak bisa diperoleh dari pengalaman manusia, karena manusia akan memperoleh pengetahuan yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya dan pengalaman mereka diperoleh dari tempat/ruang dan waktu berbeda-beda. Menurut Kant, pengetahuan yang berhubungan dengan indrawi tidak bisa dipertanggungjawabkan. Tapi pengetahuan tentang Tuhan itu tidak mungkin karena Tuhan karena kita tidak bisa mengindra Tuhan.

Kant menginginkan agar metafisika menjadi suatu ilmu, yaitu pengetahuan tentang “hal-hal yang memungkinkan yang indrawi”, ini merupakan satu langkah sebelum empiris. Kant bertanya apa yang memungkinkan bagi kita untuk mengetahui yang indrawi itu. Proyek Metafisika adalah penelitian tentang struktur apriori (pra/mendahului pengalaman) syarat -syarat yang mendahului sebelum pengalaman. Itu yang ingin diteliti Kant. 

Kant memunculkan beberapa istilah baru guna mendukung filsafatnya, antara lain: Sensibilitas, yang berarti sarana kita untuk mendapatkan intuisi. Sensibilitas bersifat reseptif, melaluinya intuisi langsung ditransfer ke pikiran, intuisi diberikan oleh sensibilitas, sehingga keduanya saling melengkapi. Forma merupakan struktur yang kita gunakan dalam memandang fenomena. Sedangkan konsep merupakan cara bagaimana kita memahami dan mengkategorikan fenomena guna mendapatkan pengetahuan. Forma merupakan bagian intuisi. Sementara konsep dapat dipelajari dan diterapkan oleh intuisi untuk memahami forma.

Sehingga menurut Kant, pengetahuan yang mutlak dan umum hanya bisa diperoleh dari akal budi murni (bisa dilihat di buku “the critique of pure reason”) yaitu yang berisi teoritis untuk menangkap pengetahuan-pengetahuan maupun pengertian. Tugas utama kant adalah menyelidiki akal budi murni untuk memperoeh prinsip-prinsip pengetahuan yang berlaku secara umum dan mutlak. 

c.     Forma Ruang dan Waktu

Ruang dan waktu mengindikasikan bahwa untuk memperoleh pengetahuan, kita harus menyesuaikan dengan ruang dan waktu nya. Diantara gejala-gejala objek pengetahuan manusia, ada pula gejala2 hukum dimana Kant ingin menyelami untuk memperoleh pengertian yang tepat agar hukum itu dapat diturunkan secara tepat pula. Sebelum membahas akal budi praksis, kant mengungkapkan suatu teori tentang pengetahuan teoritis. Di dalam pengetahuan teoritis itu terdapat dua bentuk, yaitu: pengamatan lahiriyah dan pengamatan batiniah. Dari 2 bentuk pengamatan itulah akhirnya kant bisa memperolah suatu pengetahuan. Menurut Kant, pengetahuan dapat dikategorikan menjadi empat aspek yaitu kuantitas, kualitas, hubungan dan modalitas. 

Dari keempat kateogori inilah selanjutnya manusia dapat memahami sesuatu dan akhirnya mendapatkan suatu pengertian dan pemahaman ini menjadi suatu pengetahuan manusia. Sehingga diperolehnya pengetahuan manusia itu karena pada dasarnya manusia memiliki 4 kategori tersebut. 

Bila dikaitkan dengan ruang dan waktu, maka bisa dicontohnkan bahwa manusia hidup dalam perintah kewajiban, dari kewajiban itulah muncul prinsip-prinsip norma-norma moral. Darimanakah norma-norma moral ini berasal? Kant ingin membagi 2 antara materi dan bentuk. Materi berisi tentang norma-norma (ketaatan, kebaikan, kebahagiaan) dan bentuk itu sifat mewajibkan dari norma-norma tersebut. Sehingga sejatinya manusia harus bertindak sesuai dengan norma-norma yang ada atau berdasarkan kewajiban. Misalnya ada seorang guru yang berbuat baik, tapi dia berbuat baik karena ingin memperoleh nama baik, maka dia disebut sebagai imperative heteronom. Tetapi Ketika guru melakukan keadilan karena berdasarkan kewajiban maka disebut imperative kategoris.

 

-Terima kasih-

No comments:

Post a Comment

THE NATURE MATHEMATICAL THINKING

  THE NATURE MATHEMATICAL THINKING   Proses berpikir adalah suatu peristiwa yang dialami seseorang ketika menerima suatu jawaban untuk menci...